Pemuda Kristen dan Kepekaan terhadap Isu Sosial dan Politik*

Alteria Lab
3 min readMar 31, 2021
©Anastasya/Alteria

Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dalam dunia ini. Menjadi saksi Kristus sama artinya bersaksi atas karya Kristus, yaitu Allah Bapa yang mengasihi kita, manusia berdosa, sehingga Ia mengorbankan anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Menjadi saksi Kristus berarti menyatakan kasih, keadilan, dan pengampunan yang diberikan Tuhan dalam kehidupan kita melalui setiap perilaku, perkataan, dan perbuatan.

Dalam kehidupan saya sebagai orang Kristen dan mahasiswa, saya melihat
bahwa para pemuda Kristen dalam lingkup pertemanan saya–termasuk saya sendiri, acap kali bersikap bodo amat terhadap isu sosial dan politik yang terjadi di sekitar kami. Ketidakpedulian ini salah satunya disebabkan oleh anggapan bahwa peristiwa sosial dan politik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tidak memiliki dampak yang signifikan bagi kehidupan kami. Latar belakang keluarga kami yang kurang lebih sama, dimana kami hidup berkecukupan dan nyaman, membuat kami menjadi pemuda-pemudi “privilege” tanpa mementingkan kondisi sosial-politik yang sejatinya memiliki dampak besar bagi kehidupan masyarakat luas.

Ketidakpedulian saya terhadap kondisi sosial-politik masyarakat merefleksikan bentuk diri yang egois, yang self-centered, dimana hal ini menjadi “penyakit” yang justru membuat saya tidak bisa menyatakan Kristus dan membuat orang lain tidak melihat Kristus dalam kehidupan saya. Bagaimana saya sebagai pemuda Kristen bisa menyatakan kasih, keadilan, dan pengampunan Kristus dalam hidup saya ketika saya sendiri tidak peduli terhadap isu-isu sosial dan politik yang menyangkut hajat hidup orang banyak? Untuk apa saya mengerti tentang kasih Tuhan, jika saya tidak mengasihi mereka yang mengalami kesulitan dan penderitaan karena ketidakadilan sistem dalam perpolitikan dan sosial di negara saya sendiri?

Saya tidak berkata bahwa semua pemuda Kristen harus terjun ke dalam pemerintahan karena saya percaya bahwa setiap orang memiliki panggilan yang berbeda dalam bidangnya masing-masing. Namun disini saya ingin mengajak para pemuda Kristen untuk belajar kembali lewat melihat dan memikirkan hal-hal yang jauh lebih besar dari diri kita sendiri, serta memahami bagaimana kita sebagai pemuda Kristen bisa menjadi saksi Kristus lewat pemahaman kita terhadap isu sosial dan politik.

Ketika kita mengerti bahwa menjadi pemuda Kristen berarti dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia ini, kita harus peka dan peduli terhadap isu politik maupun sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dimana kita tinggal (dalam konteks ini masyarakat Indonesia). Tentunya menjadi saksi Kristus bukan hanya di dalam Gereja atau komunitas Kristen saja, tetapi juga pada setiap komunitas dimana kita ditempatkan oleh Tuhan seperti: lingkungan tetangga, sekolah, kuliah, pekerjaan, dan kelompok lainnya. Kita belajar menjadi saksi Kristus dengan memperdalam kasih di lingkup yang lebih luas, dimulai dengan mengetahui juga memahami apa yang “sedang terjadi” di dalam masyarakat. Ketika pemahaman soal isu sosial dan politik itu telah terbentuk, barulah kita berkontribusi mencari solusi konkrit untuk memperbaiki keadaan sosial dan politik yang penuh dengan ketidakadilan ini.

*Tulisan ini merupakan refleksi saya mengenai bagaimana saya seharusnya sebagai Pemuda Kristen “melek” akan isu-isu sosial dan politik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Tulisan ini merupakan publikasi kolaboratif dengan abstractcolumn. Versi Bahasa Inggris artikel ini dengan judul ‘Christian Youth and Their Ignorance towards Social and Political Issues’ dapat diakses pada laman abstractcolumn pada tautan berikut https://abstractcolumn.com

Penulis: Valerie Devina

Penyunting: Cokorda Savita, Kezia Simanjuntak

--

--